Mengunggah status di media sosial memang memiliki manfaat tersendiri, seperti perasaan lega setelah curhat. Namun, tidak semua orang menyukai hal tersebut. Menurut psikolog sosial Hening Widyastuti, jarang mengunggah status juga memiliki manfaat yang tak kalah penting.
Menurut Hening, bagi sebagian orang, batin mereka akan lebih tenang jika jarang meng-update status di media sosial. Dengan menjaga kehidupan pribadi lebih privat, ruang diri akan terjaga dan tidak semua orang bisa mengonsumsinya. Hal ini membuat seseorang bisa lebih fokus pada dirinya sendiri, melakukan hal-hal yang disukai tanpa harus merasa terbebani dengan ekspektasi dari orang lain.
Dibandingkan dengan mereka yang sering mengunggah status, orang-orang yang jarang melakukannya cenderung lebih fokus pada tujuan dan mimpi mereka. Mereka tidak terpaku pada keharusan untuk selalu membagikan segala sesuatu dalam hidup mereka, yang bisa menimbulkan beban pikiran dan kekhawatiran akan respons dari orang lain.
Lebih fokus pada diri sendiri dan menjalani hidup dengan harapan serta tujuan yang jelas membuat pikiran dan mental menjadi lebih tenang dan sehat. Dengan menghindari riuhnya kehidupan di dunia maya, banyak orang merasa lebih damai dan tenang dalam menjalani hidup mereka.
Jadi, meskipun mengunggah status di media sosial memiliki manfaatnya sendiri, tidak ada yang salah dengan memilih untuk jarang melakukannya. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengelola kehidupan digital mereka, dan yang terpenting adalah menjaga keseimbangan dan kesehatan mental dalam prosesnya.