Tim dari Asian Development Bank (ADB) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Nusa Tenggara Barat telah meninjau tempat di mana akan dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal Induk di Lingkungan Bagek Kembar, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan kesiapan lahan sebagai acuan pelaksanaan tender pembangunan IPAL Komunal Induk tersebut.
Kepala BPPW Nusa Tenggara Barat, Yanuar S Nugroho, menyatakan bahwa hasil pengecekan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan lahan untuk pembangunan IPAL Komunal di Kota Mataram sudah siap dan tidak ada masalah yang signifikan. Hal ini memberikan keyakinan kepada pihak ADB untuk melanjutkan program ke tahap berikutnya. Yanuar juga menegaskan bahwa proses selanjutnya akan melibatkan persiapan administrasi dan dokumentasi lelang.
Ditargetkan bahwa lelang pembangunan IPAL Komunal ini akan dilaksanakan paling lambat pada bulan September 2024. Sedangkan kegiatan fisik untuk tahap pertama diharapkan dapat dimulai pada tahun 2025 hingga tahun 2029 secara bertahap atau multiyear. Yanuar menjelaskan bahwa proses tender proyek IPAL Komunal ini dibuka secara internasional, sehingga memerlukan waktu yang cukup panjang.
Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, total nilai proyek IPAL Komunal yang akan dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektare ini mencapai sekitar Rp1,3 triliun. Dana untuk tahap pertama proyek ini sebesar Rp500 juta, yang merupakan bantuan dari bank dunia melalui pemerintah pusat.
Yanuar menjelaskan bahwa Kota Mataram terpilih sebagai lokasi pembangunan IPAL Komunal Induk karena komitmen Kota Mataram untuk menyiapkan lahan dan sosialisasi ke masyarakat dilakukan secara masif. Selain itu, tingkat kepadatan penduduk di Kota Mataram juga menjadi pertimbangan penting karena program ini layak dan cocok diterapkan pada skala kota.
Keberadaan IPAL Komunal di Kota Mataram diharapkan akan memberikan dampak positif, di antaranya adalah meningkatnya sistem sanitasi yang baik dan aman karena limbah akan diolah secara terpadu. Saat ini, sanitasi yang dimiliki masyarakat hanya masuk kategori layak, sehingga perlu ditingkatkan menjadi lebih baik dan aman.
Untuk tahap pertama, ketika IPAL Komunal rampung dibangun dan siap beroperasi pada tahun 2029, masyarakat yang akan menerima sambungan IPAL Komunal ditargetkan sebanyak 13.000 rumah tangga di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ampenan dan Sekarbela. Dengan demikian, diharapkan ke depan masyarakat tidak perlu lagi membuat penampungan khusus dan cukup melakukan sambungan ke pipa induk IPAL Komunal.
Pembangunan IPAL Komunal di Kota Mataram merupakan langkah penting menuju sanitasi yang lebih baik dan layak bagi masyarakat. Dengan komitmen dan kerjasama antara pihak terkait, diharapkan proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi penduduk Kota Mataram.