Dalam sebuah pernyataan resmi, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengumumkan bahwa pemerintah Israel akan mengakhiri perjanjian perdagangan bebas dengan Turki. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keputusan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang menghentikan semua ekspor Turki ke Israel. Smotrich juga mengungkapkan bahwa Israel akan mengenakan tarif sebesar 100% pada semua impor dari Turki, yang merupakan langkah pembalasan langsung terhadap kebijakan baru Turki.
Menurut rencana Smotrich, semua pengurangan tarif bea cukai yang berlaku untuk barang-barang yang diimpor dari Turki ke Israel sesuai dengan perjanjian perdagangan bebas akan dihilangkan. Pada saat yang serupa, setiap produk yang diimpor dari Turki ke Israel akan dikenai bea masuk berupa tarif sebesar 100% dari nilai barang, di samping tarif bea yang saat ini berlaku.
Kementerian Keuangan, Ekonomi, dan Hubungan Internasional, seperti yang disebutkan dalam pernyataan itu, juga berencana untuk menyokong sektor manufaktur Israel dengan meningkatkan variasi sumber impor untuk mengurangi ketergantungan pada Turki.
Organisasi Produsen Israel menggambarkan rencana Smotrich sebagai “tanggapan yang memadai” karena tidak membiarkan Erdogan merusak ekonomi tanpa ada tindakan balasan. Pada tahun 2023, perdagangan antara kedua negara mencapai nilai sebesar US$6,8 miliar atau sekitar Rp109 triliun.
Keputusan ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada hubungan ekonomi antara kedua negara. Perjanjian perdagangan bebas yang dihapus ini sebelumnya memungkinkan perdagangan bebas bea antara Israel dan Turki, yang berkontribusi besar pada ekonomi keduanya. Dengan dihapuskannya perjanjian ini dan dikenakannya tarif tinggi, biaya impor dari Turki ke Israel akan meningkat tajam, yang kemungkinan akan mempengaruhi harga dan ketersediaan barang-barang Turki di pasar Israel.
Smotrich menegaskan bahwa langkah ini diambil demi melindungi kepentingan ekonomi Israel dan memberikan respons tegas terhadap tindakan yang dianggap merugikan Israel. Dia juga menyatakan bahwa Israel siap untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut jika diperlukan untuk memastikan stabilitas dan keamanan ekonomi negara.
Dalam pernyataannya, Smotrich menekankan pentingnya menjaga hubungan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan dengan negara-negara lain, namun juga menegaskan bahwa Israel tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya.
Reaksi internasional terhadap keputusan ini masih belum sepenuhnya diketahui, namun para ahli memperkirakan bahwa ketegangan perdagangan antara Israel dan Turki dapat berdampak pada pasar regional dan global, serta mempengaruhi hubungan diplomatik kedua negara.